Akuntansi untuk Pohon Mangga

Buah mangga, hhmm… Buah favorit saya. Mangga masak, tentunya manis, apalagi kalau ditemani songkolo’. Di sisi jalan BTP biasanya ada penjual buah mangga. Saya pernah membeli mangga golek di situ harganya Rp 10.000 untuk tiga buah saja, mahal juga. Kalau dikampung, tidak perlu mengeluarkan uang meskipun tidak punya pohon mangga. Saya teringat, caranya cukup memperhatikan buah mangga tetangga saja. Kalau kebetulan pemiliknya memperhatikan saya bahwa saya memperhatikan buah mangganya, maka tunggulah bebearapa saat. Pemiliknya akan datang membawa buah mangga. Gratisan gitu loh.

Ahh, tapi bukan cara mendapatkan buah mangga dengan cara gratisan yang ingin saya bahas dalam tulisan ini. Sebagai mahasiswa akuntansi. Ada pertanyaan yang pernah muncul di kepala saya yakni “Seandainya pohon mangga itu berbuah bagaimana cara menjurnalnya?” kadang untuk mengasah judgment mahasiswa, adalah dengan banyak menghayal. Kemudian memunculkan pertanyaan-pertanyaan ke diri sendiri, lalu mencari jawabannya dengan mengaitkannya dengan pembedaharaan informasi terdahulu terkait teknik dan teori akuntansi yang sebelumnya telah dipelajari. Pertanyaan saya kemudian berkembang “Jika seandainya saya punya perkebunan mangga, itu pohonnya bagaimana mengukur nilainya”.

Akuntansi untuk perkebunan seperti perkebunan mangga memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan jenis perusahaan lain. Perkebunan memiliki aset yang unik yang biasa disebut dengan aset biologis. Yakni aset yang memiliki daur hidup yang berbeda dengan aset lain, contoh pohon mangga itu tidak bisa disamakan dengan aset tetap. Pohon mangga dalam masa awal hidupnya tumbuh berkembang sampai menjadi dewasa, kemudian berbuah, seiring waktu berjalan kemampuannya untuk menghasilkan buah semakin menurun, dan pada akhirnya mati.

Untuk saat ini, pada saat tulisan ini ditulis. Pengukuran untuk aset biologis belum menerapkan fair value di Indonesia, masih menggunakan Historical Cost. Di IAS 41 tentang Agriculture menerapkan fair value, namun DSAK belum mau mengadopsinya disebabkan di Indonesia masih susah dalam pengukuran nilai wajar untuk aset biologis.

Oke, kita kembali memanjat pohon mangga. He..he... Dalam aset biologis biasanya dibagi menjadi dua kategori yakni aset biologis yang menghasilkan dan tidak menghasilkan. Pohon mangga masuk kategori yang menghasilkan. Dalam pembahasan akuntansi untuk pohon mangga ini kita akan membagi pembahsan sebagai berikut:

  • Proses pembibitan pohon mangga dan perawatan pohon
  • Pohon mangga yang siap dan sementara berbuah

Proses pembibitan pohon mangga dan perawatan pohon sampai siap berbuah

Pohon yang masih dalam bentuk bibit sampai pohon siap berbuah diklasifikasikan sebagai aset biologis dalam pengembangan. Aset ini mirip dengan konstruksi dalam proses, aset ini mengalami perkembangan nilai. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pengembangan dikapitalisasi sebagai harga perolehan dan aset ini tidak disusutkan.

Untuk mengilustrasikan pencatatannya diasumsikan Adrians Manggo membeli 1000 bibit pohon mangga dengan harga Rp 5.000.000. Selain itu Adrians Manggo juga membeli pupuk senilai Rp2.000.000 dan peralatan perkebunan senilai Rp4.000.000. Transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut:

[debet] Aset dalam pengembangan = Rp 5.000.000
[kredit] Kas = Rp 5.000.000
(untuk mencatat pembelian bibit)
 
[debet]] Persediaan – Pupuk = Rp 2.000.000
[kredit]] Kas = Rp 2.000.000
(mencatat pembelian pupuk)
 
[debet] Peralatan Perkebunan = Rp 4.000.000
[kredit] Kas = Rp 4.000.000
(mencatat pembelian peralatan)
 

Selanjutnya untuk mengilustrasikan pembayaran gaji tenaga kerja langsung senilai Rp 2.000.000, penggunaan pupuk senilai Rp 1.000.000, dan penyusutan peralatan perkebunan (peralatan disusutkan Rp 1.000.000).

[debet] Aset dalam pengembangan = Rp 2.000.000
[kredit] Kas = Rp 2.000.000
(untuk mencatat pembayaran gaji tenaga kerja langsung)
 
[debet] Aset dalam pengembangan = Rp 1.000.000
[kredit] Persediaan – Pupuk = Rp 1.000.000
(untuk mencatat penggunaan pupuk)
 
[debet] Aset dalam pengembangan = Rp 1.000.000
[kredit] Akumulasi penyusutan peralatan perkebunan = Rp 1.000.000
(untuk mencatat penyusutan peralatan perkebunan)
 

Jika pohon mangga (aset dalam pengembangan) sudah siap untuk berbuah, asumsikan nilai adalah Rp 10.000.000. Maka akan kita catat sebagai berikut.

[debet] Aset berproduksi = Rp 10.000.000
[kredit] Aset dalam pengembangan = Rp 10.000.000
(untuk mencatat aset yang telah siap berbuah)
 

Pohon mangga ketika berbuah

Telah diilustrasikan sebelum pencatat mulai dari awal pembibitan pohon mangga sampai siap untuk berbuah. Ketika aset berbuah, buahnya akan kita akui sebagai persediaan barang dagang. Pertanyaannya nilai persediaannya bersumber dari mana? Jawabannya adalah nilainya bersumber dari penyusutan pohon mangga tadi (aset berproduksi). Untuk itu digunakan metode penyusutan jumlah unit produksi. Untuk menggunakan metode penyusutan tersebut terlebih dahulu jumlah buah yang bisa di produksi oleh pohon mangga.

Untuk mengilustrasikan pencatatan persediaan buah yang dihasilkan, asumsikan pohon mangga yang harga perolehannya Rp 10.000.000 sebelumnya mampu menghasilkan 10.000 buah mangga selama 3 tahun. Tahun pertama menghasilkan 5.000 buah, tahun kedua 3.000 buah, dan tahun ketiga 2.000 buah. Pencatatanya sebagai berikut.

[debet] Persediaan barang dagang = Rp 5.000.000*
[kredit] Akumulasi penyusutan – aset produksi = Rp 5.000.000
*(Rp 10.000.000/10.000) x 5.000 = Rp 5.000.000
(mencatat pengakuan buah mangga yang dihasilkan di tahun pertama)
 
[debet] Persediaan barang dagang = Rp 3.000.000*
[kredit] Akumulasi penyusutan – aset produksi = Rp 3.000.000
*(Rp 10.000.000/10.000) x 3.000 = Rp 3.000.000
(mencatat pengakuan buah mangga yang dihasilkan di tahun pertama)
 
[debet] Persediaan barang dagang = Rp 2.000.000*
[kredit] Akumulasi penyusutan – aset produksi = Rp 2.000.000
*(Rp 10.000.000/10.000) x 2.000 = Rp 2.000.000
(mencatat pengakuan buah mangga yang dihasilkan di tahun pertama)
 

Apabila buah mangganya dijual, jurnal sama seperti pencatatannya sama dengan pencatatan penjualan persediaan barang dagang pada umumnya. Asumsikan terjual buah mangga senilai Rp 2.000.000 dengan harga jual Rp 3.500.000 secara tunai, maka pencatatanya sebagai berikut.

[debet] Kas = Rp 3.500.000
[kredit] Penjualan = Rp 3.500.000
 
[debet] HPP = Rp 2.000.000
[kredit] Persediaan barang dagang = Rp 2.000.000
(untuk mencatat penjualan buah mangga)
 

Penyajian

Persediaan pupuk dan persediaan barang dagang (buah) seperti pada umumnya diklasifikasikan sebagai aset lancar. Sedangkan aset dalam pengembangan dan aset produksi diklasifikasikan sebagai aset non lancar.

Aset Lancar
Persediaan barang dagang
Persediaan – Pupuk
 
Aset Non-Lancar
Aset Biologis
Aset produksi
Akumulasi penyusutan – aset produksi
Aset dalam pengembangan

Kontraktor Ulung

Tibalah waktunya Kontraktor Besar ini untuk pensiun. Anaknya telah lulus dari salah satu Universitas terbesar di dunia, Harvard University. Anaknya akan menggantikan posisinya mengurusi perusahan besar yang telah dirintisnya dari bawah. Kontraktor ini telah melanglang buana mengerjakan proyek-proyek besar di Indonesia, utamanya proyek jalan. Ia dikenal dengan reputasi besar di mata para kontraktor dan disegani oleh anggota legislatif dan aparat eksekutif. Pensiun adalah hal yang dinantikannya, saatnya untuk menikmati jerih payahnya selama ini.

Anaknya ini adalah anak tunggal. Sang Kontraktor Besar telah mempersiapkan anaknya sesempurna mungkin. Sejak sekolah anaknya telah disekolahkan di sekolah terbaik, fasilitasnya pun dilengkapi selengkap mungkin. Bahkan waktu kuliah di Harvard anaknya ini kuliah di dua jurusan sekaligus, akuntansi dan ilmu politik.

Tibalah waktunya Si Anak untuk menggantikan ayahnya. Dalam satu tahun pertama ia mengubah hampir secara total proses manajemen dan proses operasi perusahaan, serta merekrut teknorat-teknorat terbaik. Hasilnya proyek-proyek jalan yang ia kerjakan kualitasnya meningkat secara drastis. Si Anak Kontraktor Besar ini pun sangat bangga dan akan mengabarkan kesuksesannya ini kepada sang ayah, Sang Kontraktor Besar.

Sang Anak menemui ayahnya di peristirahatannya yang sangat nyaman dan sejuk. Si Anak akan melaporkan keberhasilannya.

Si Anak : Ayah.. saya telah mengelola perusahaan ayah sebaik mungkin, saya telah melakukan revolusi besar-besaran terhadap tata kelola, proses operasi, dan personil diperusahaan ayah. Hasilnya sangat luar biasa, masyarakat memberikan apresiasi besar. Itu karena hasil pekerjaan jalan yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi. Proyek-proyek jalan yang ayah kerjakan sebelumnya yang rusak dan berlubang dimana-mana hanya dalam hitungan bulan. Kini dengan biaya yang sama saya mampu mengerjakan jalan yang tidak akan rusak dalam jangka waktu sepuluh tahun, bahkan lebih.

Si Anak begitu bangga, berharap ayahnya senang dengan semua yang ia lakukan. Dan berharap pujian akan keluar dari mulut ayahnya. Namun ternyata wajah Kontraktor Besar itu menatap dengan tajam, dia sepertinya naik pitam.

Kontraktor Besar : Kamu sangat bodoh… Kamu sangat bodoh… Kamu sangat bodoh… Memangnya kamu selama ini saya sekolahkan disekolah terbaik, saya kuliahkan di universitas terbaik di dunia, selama bertahun-tahun itu biayanya dari mana hah.. Kamu sangat bodoh!!!

Sang Kontraktor Besar berdiri dari kursi goyangnya dan menghentakkan tongkatnya dilantai. Dan meninggalkan Si Anak yang kebingungan.

Satu tahun berikutnya perkataan Sang Kontraktor Besar “Kamu sangat bodoh” kepada anaknya terbukti. Laba perusahaan yang dikelola Si Anak menurun sangat drastis.

tidak sekedar berlubang

Jasa Privat Akuntansi Wilayah Makassar

Andalan

Saya menyediakan jasa privat akuntansi untuk wilayah Makassar, materi yang ditawarkan:

  1. Pengantar Akuntansi atau Akuntansi Dasar (Basic Accounting)
  2. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting)
  3. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Advance Accounting)
  4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Selain itu jika Anda seorang mahasiswa Insya Allah saya bisa membimbing anda untuk memahami mata kuliah; Auditing, Praktikum Auditing, Akuntansi Manajemen, Sistem Pengendalian Manajemen, dan Teori Akuntansi.

Jika berminat silahkan hubungi:

Adriansyah / Adri 081 354 753 398 / Alamat: BTP Blok AC Baru No. 156

Saya memiliki pengalaman mengajar akuntansi seorang mahasiswa S2 sebuah universitas swasta di Makassar, seorang peserta diklat pegawai BPK, selain itu saya juga pernah memberikan kursus akuntansi kepada beberapa karyawan sebuah bank syariah di Makassar dan sempat juga memberikan kursus akuntansi kepada peserta Diklat ODP sebuah bank BUMN di Makassar. Selain itu juga saya pernah beberapa semester menjadi Asisten Dosen di Universitas Hasanuddin untuk mata kuliah Praktikum Akuntansi II, Pengantar Akuntansi II, dan Intermediate Accounting II. Untuk lebih mengenal Saya silahkan lihat page profil di blog ini.

Jika Anda berminat belajar akuntansi secara privat dengan saya, Anda mesti merencanakan belajar minimal 10 jam dan untuk setiap pertemuan kita akan belajar minimal 1,5 jam. Tarif yang saya kenakan Rp 50.000/1,5 jam  untuk satu orang dan apabila Anda ingin belajar bersama teman Anda tarifnya berubah, untuk 2 orang Rp 65.000/1,5 jam dan 3 orang Rp 80.000/1,5 jam. Batasnya maksimal 3 orang. Pembayarannya akan dilakukan 50% diawal pertemuan dan 50% ditengah pertemuan.

Mengenai materi ajarnya, akan disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Jadwal belajarnya juga akan disesuaikan antara jadwal Anda dengan Saya. Dan tentu saja, saya akan datang sendiri ke kediaman Anda. 🙂

Terima Kasih

Definisi Akuntansi Syariah

Akuntansi syariah dapat dijelaskan melalui akar kata dimilikinya yakni akuntansi dan syariah. Akuntansi memiliki banyak definisi diantaranya pada tahun 1953, Committee on Accounting Terminology dari American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) menyatakan bahwa akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas dalm bentuk yang berarti dan dalam unit uang tentang transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian, yang paling tidak, memilki sifat keuangan, dan menginterpretasikan hasil-hasilnya (Triyuwono, 2006: 33)

Kemudian pada tahun 1970, American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) membuat Statement of the Accounting Principle Board, No. 4 yang menyatakan bahwa akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama informasi keuangan, tentang entitas bisnis yang dimakasudkan dapat berguna dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi-dalam membuat pilihan-pilihan yang rasional diantara beberapa alternatif tindakan (Triyuwono, 2006: 34).

Selain itu Wiliams et. al. dalam Triyuwono (2006) mengartikan akuntansi sebagai sebuah aktivitas yang dirancang untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan dapat berguna dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi.

Dan Hilman et. al. dalam Triyuwono (2006) berpendapat bahwa akuntansi adalah sistem informasi. Ia menyajikan informasi keuangan tentang sebuah bisnis di mana dengan informasi tersebut para pengguna membuat keputusan.

Kosa kata syariah dalam bahasa Arab memiliki arti jalan yang ditempuh atau garis yang seharusnya dilalui. Dari sisi, terminology bermakna pokok-pokok aturan hukum yang digariskan oleh Allah SWT untuk dipatuhi dan dilalui oleh seorang muslim dalam menjalani segala aktivitas hidupnya (ibadah) di dunia (Nurhayati, 2009: 14)

Selanjutnya menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) syariah merupakan ketentuan hukum islam yang mengatur aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan Tuhan maupun interaksi horizontal dengan sesama makhluk. Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan pemangku kepentingan (stakeholder) entitas yang melakukan transaksi syariah.

Kaum muslimin telah dan masih menggunakan istilah hisab untuk pengertian muhasabah (akuntansi) (Zaid, 2004: 55). Lebih lanjut Zaid mendefinisikan muhasabah, yaitu suatu aktivitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transksi, tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syariat, dan jumlah-jumlahnya, di dalam catatan-catatan representatif; serta berkaitan dengan pengukuran hasil-hasil keuangan berimplikasi pada transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan tersebut untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat (Zaid, 2004: 57). Secara sederhana Nurhayati menyatakan bahwa akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT (Nurhayati, 2009: 2).